Hari ini (25 Januari 2012), saya diundang rekan saya di Nokia Indonesia – Narenda Wicaksono untuk menghadiri acara “Developer Coaching Session with Rovio”. Acaranya sendiri di: Kempinsky Ballroom Jakarta.
Acaranya diawali dengan speech dari beberapa orang nokia, dan dari Rovio. Setelah itu ada perkenalan ponsel ash Nokia Asha 300, ponsel nokia yang mengisi kekosongan antara “Smartphone” dan “Feature phone”. Termasuk ponsel yang perlu diperhitungkan di kancah ponsel Indonesia. Lalu acara dilanjutkan dengan pembagian hadiah (masing-masing diberikan ponsel nokia Asha 300) untuk 3 pemenang lomba memainkan game “Angry Bird” dan 3 orang pemenang kostum “Angry Bird” yang diadakan pada perlombaan pada beberapa hari sebelumnya.
Pada akhir acara baru dilanjutkan oleh pembagian pandangan oleh pendiri Angry Bird: Peter Vesterbacka. Beberapa yang saya tangkap sebagai salah satu input buat pengembang lokal:
- Rovio kemungkinan besar akan membuat Angry Bird lokal, seperti Angry Bird RIO dan Angry Bird yang baru dibuat di China. Dia sedang mempelajari apa yang unik di Indonesia.
- Kemungkinan besar Rovio akan menghire orang Indonesia untuk mengerjakan project Angry Bird Indonesia.
- Rovio tidak langsung menjadi besar (jreng-jreng 1 hari). Tetapi berdiri sejak 2003, dan sudah membuat 51 games yang lumayan, tetapi baru game ke-52 (Anggry Bird) yang sangat berhasil.
- Peter juga mewanti-wanti agar kita tidak terpaku pada satu “Business Model” = “not married with specific business model“.
- Harus terus belajar. Pengakuan Peter, perusahaanya Rovio terus belajar setiap hari.
- Developer perlu memperhatikan detail dengan sungguh-sungguh.
- Pada saat proses pembuatan awal game ke-52, mereka berhenti dan berpikir dengan sungguh-sungguh. Merperhatikan detail, dari pemilihan nama, warna, icon, dll.
- Mereka akan tetap berfokus ke brand “Angry Bird” ini. 90% effort mereka akan di sini. Karena menurutnya membuat game yang bagus sulit, sekali dapat perlu terus dikembangkan. Peter ingin menyamakan icon “Angry Bird” dengan “Mario Bros” dari Nintendo.
- Peter menceritakan rencana pengembangan “Angry Bird” bukan cuma ke lokal masing-masing tempat, tetapi juga experience akan beragam (jadi bukan tarik lempar burung doang. misalnya Angry Bird balapan mobil – Mario Cart).
- Sekarang developer / pengembang akan sangat diuntungkan dengan adanya “Market Distribusi” seperti ovi store, itunes, android market.
- Kita tidak perlu langsung menjadi the best di dunia. Kalau perlu pelan-pelan dari lokal dulu.
- Untuk sekarang, dia tidak ada announce bahwa mereka akan membuat Angry Bird di blackberry playbook.
ok, itu saja yang saya tangkap dari penjelasan Peter-Rovio (agak terlalu banyak hal baru buat saya). Sangat menyemangati menurut saya, dan membuat berpikir. Terima kasih untuk Nokia Indonesia dan Rovio Angry Bird.
Peter Vesterbacka dan Saya.. 🙂